Aku adalah perempuan yang tak selalu tenang,
namun tahu bagaimana cara pulih tanpa gaduh.
Langkahku mungkin tertatih di jalan yang lengang,
tapi jiwaku tumbuh di antara sepi dan peluh.
Aku menyimpan luka dalam lipatan jilbabku,
bukan untuk disangkal, tapi untuk dijaga rapat.
Tangisku tak selalu terdengar,
namun air mataku tahu arah pulang, dan ia selalu kembali kuat.
Marahku tidak meledak pada wajah orang,
ia mengalir jadi bait—tajam tapi tidak menyakiti.
Sedihku tidak kutumpahkan dalam keputusan yang gegabah,
ia menetap sebentar dalam sajak, lalu pulang dengan lebih sunyi.
Bahagiaku pun kutulis dalam diksi agar abadi.
Aku tidak mencari pelarian dalam kekacauan,
aku memilih puisi sebagai pelabuhan perasaan.
Aku adalah perempuan yang memeluk dirinya sendiri,
yang berdamai dengan badai tanpa perlu disorot.
Aku tidak sempurna, tidak juga selalu kuat,
tapi aku selalu mencoba menjadi utuh, bukan hanya terlihat hebat.
Aku tak menjerit saat kecewa,
aku menulis, sebab aku tahu tulisan tak pernah menampar, tapi mampu menyembuhkan.
Ditulis Oleh Mufarrohana
- Wajah Baru, Harapan Baru. - 30 Juni 2025
- Aku, Perempuan Itu - 30 Juni 2025
- Butiran Tasbih - 30 Juni 2025